Social Icons

Pages

Minggu, 19 April 2015

Batuan Sedimen

Kejadian Batuan Sedimen
Batuan sedimen terbentuk dari bahan yang pernah lepas dan bahan terlarut hasil dari proses mekanis dan kimia dari batuan yang telah ada sebelumnya, dari cangkang binatang, sisa tumbuhan. Proses yang terlihat disini mencakup penghancuran batuan oleh pelapukan dan erosi, hasil keduanya dan
pengangkutan hasil tersebut kemudian terubah oleh proses kompaksi, sementasi menjadi batuan yang padat.


Tekstur Batuan Sedimen


Besar butir (grain size)
Besar butir adalah ukuran (diameter dari fragmen batuan). Skala pembatasan yang dipakai adalah “skala Wentworth” sebagai berikut:


  • Lebih besar 256 mm disebut Bourder (bongkah)
  • 64 mm s/d 256 mm disebut Cobble (berangkal)
  • 4 mm s/d 64 disebut Pebble (kerakal)
  • 2 mm s/d 4 mm disebut Granuale (kerikil)
  • 1/16 mm s/d 1/16 mm disebut Sand (pasir)
  • 1/256 mm s/d 1/16 mm disebut Silt (lanau)
  • Lebih kecil 1/256 disebut Clay (lempung)

Pemilahan (Sorting)

Pemilahan adalah tingkat keseragaman besar butir. Istilah-istilah yang dipakai adalah “terpilah baik” (butir-butir sama besar), “terpilah sedang dan “terpilah buruk".


Pemilahan
















Kebundaran (roundness)
Kebundaran adalah tingkat kelengkungan dari setiap fragmen/butiran. Istilah istilah yang dipakai adalah sbb:
  • membundar baik (well rounded)
  • membundar (rounded)
  • membundar tanggung (sub rounded)
  • menyudut tanggung (sub angular)
  • menyudut (angular)
Kebundaran

Kemas (Fabric)
Kemas adalah sifat hubungan antar butir di dalam suatu masa dasar atau di antara semennya.
Istilah-istilah yang dipakai adalah “kemas terbuka” digunakan untuk butiran yang tidak saling bersentuhan, dan kemas tertutup” untuk butiran yang saling bersentuhan.


Porositas
Porositas adalah perbandingan antara jumlah volume rongga dan volume keseluruhan dari satu batuan. Dalam hal ini dapat dipakai istilah-istilah kualitatif yang merupakan fungsi daya serap batuan terhadap cairan. Porositas ini dapat diuji dengan meneteskan cairan. Istilah-istilah yang dipakai adalah Porositas dangat baik” (very good), “baik” (good) “sedang” (fair) “buruk” (poor)


Semen dan Masa Dasar
Semen adalah bahan yang mengikat butiran. Semen terbentuk pada saat pembentukan batuan, dapat berupa silika, karbonat, oksida besi atau mineral lempung.
Masa dasar (matrix) adalah masa dimana butiran/fragmen berada dalam satu kesatuan. Masa dasar terbentuk bersama-sama fragmen pada saat sedimentasi, dapat berupa bahan semen atau butiran yang lebih halus.


Struktur Sedimen
Struktur sedimen termasuk ke dalam struktur primer, yaitu struktur yang terbentuk pada saat pembentukan batuan (pada saat sedimentasi). Beberapa struktur sedimen yang dapat diamati pada satuan antara lain :


Perlapisan
Perlapisan adalah bidang kemasan waktu yang dapat ditunjukkan oleh perbedaan besar butir atau warna dari bahan penyusunannya. Jenis perlapisan beragam dari sangat tipis (laminasi) sampai sangat tebal.


Perlapisan bersusun (graded bedding)
Merupakan susunan perlapisan dari butir yang kasar berangsur menjadi halus pada satu satuan perlapisan. Struktur ini dapat dipakai sebagai petunjuk bagian bawah dan bagian atas dari perlapisan tersebut. Umumnya butir yang kasar merupakan bagian bawah (bottom) dan butiran yang halus merupakan bagian atas (top).


Perlapisan silang-siur (cross bedding)
Merupakan bentuk lapisan yang terpotong pada bagian atasnya oleh lapisan berikutnya dengan sudut yang berlainan dalam satu satuan perlapisan. Lapisan ini terutama terdapat pada batupasir.


Gelembur gelombang (current ripple)
Bentuk perlapisan bergelombang, seperti berkerut dalam satu lapisan.


Flute cast
Struktur sedimen berbentuk suling dan terdapat pada dasar suatu lapisan yang dapat dipakai untuk menentukan arus purba.

Load cast
Struktur sedimen yang terbentuk akibat pengaruh beban sedimen diatasnya

Komposisi Batuan Sedimen
Batuan sedimen dibentuk dari material batuan lain yang telah mengalami pelapukan dan stabil dalam kondisi temperature dan tekanan permukaan. Batuan sedimen dibentuk oleh 4 material utama yaitu :
a. Kwarsa
b. Karbonat
c. Lempung
d. Fragmen batuan


Kwarsa
Kwarsa adalah salah satu dari mineral-mineral klastik pada batuan sedimen yang berasal dari batuan granit kerak kontinental, bersifat keras, stabil dan tahan terhadap pelapukan. Kwarsa tidak mudah lapuk walaupun telah mengalami transportasi oleh air, malahan sering terakumulasi seperti endapan pasir fluvial pada lingkungan pantai.


Kalsit
Kalsit adalah mineral utama pembentuk batugamping (limestones) yang juga dapat berfungsi sebagai semen pada batupasir dan batulempung. Kalsium (Ca) berasal dari batuan-batuan beku, sedangkan karbonat berasal dari air dan karbon dioksida. Kalsium diendapkan sebagai CaCO3 atau diambil dari air laut oleh organisme-organisme dan dihimpun sebagai material cangkang. Ketika organisme tersebut mati, fragmen-fragmen cangkangnya biasanya terkumpul sebagai partikel klastik yang paling kaya membentuk macam-macam batugamping.


Lempung
Mineral-mineral lempung berasal dari pelapukan silikat, khususnya feldspar. Mereka sangat halus serta terkumpul dalam lumpur dan serpih. Kelimpahan feldspar dalam kerak bumi dan bukti bahwa pelapukan secara cepat dibawah kondisi atmosfer, terlihat dari mineral-mineral lempung pada batuan-batuan sedimen dalam jumlah yang besar.


Fragmen-fragmen batuan
Batuan sumber yang telah mengalami pelapukan membentuk fragmen-fragmen berbutir kasar dan endapan klastik seperti kerikil. Fragmen-fragmen batuan adalah juga hadir sebagai butiran dalam beberapa batuan berukuran halus.


Klasifikasi Batuan Sedimen


a. Golongan detritus/klastik
Breksi (Breccia)
Berukuran butir lebih besar dari 2 mm, dengan fragmen menyudut, umumnya terdiri dari fragmen batuan hasil rombakan yang tertanam dalam masa dasar yang lebih halus dan tersemenkan. Bahan penyusun dapat berupa bahan dari proses vulkanisme yang disebut breksi volkanik.


Konglomerat (Conglomerate)
Berukuran butir lebih besar dari 1/16 mm - 2 mm. Dapat dikelompokkan menjadi, Batupasir halus, sedang dan kasar. Jenis-jenis batupasir ditentukan oleh bahan penyusunannya misalnya ;
“Greywacke” yaitu batupasir yang banyak mengandung material volkanik.
“Arkose”, yaitu batupasir yang banyak mengandung felspar dan kwarsa. Kadangkadang komposisi utama dipakai untuk penamaannya misalnya; Batupasir kwarsa, “Kalkarenit” yaitu hampir keseluruhannya terdiri dari butiran gamping.


Batulanau (Siltstone)
Berukuran butir antara 1/256 - 1/16 mm, perbedaan dengan batupasir atau betulempung hanya perbedaan besar butirnya.


Batulempung (Claystone)
Berukuran butir sangat luas, lebih kecil dari 1/256 mm. Umumnya terdiri dari mineral-mineral lempung. Perbedaan komposisinya dapat dicirikan dari warnanya (berhubungan dengan lingkungan pengendapan)


Serpih (Shale)
Serpih mempunyai sifat-seperti batulempung atau batulanau, tetapi pada bidangbidang lapisan memperlihatkan belahan yang menyerpih (berlembar).


Napal (Marl)
Napal adalah batulempung yang mempunyai komposisi karbonat yang tinggi, yaitu antara 30% - 60%. Sifat ini dapat berangsur menjadi lebh kecil dari 30% yang dikenal dengan nama batulempung gampingan dan dapat lebih besar dari 60% yang disebut batugamping lempungan (umum dijumpai dalam pemerian batuan detrius yang mengandung unsur karbonat).


b. Golongan karbonat
Secara umum dinamakan batugamping (Limestone) karena komposisi utamanya adalah mineral kalsit (CaCO2). Termasuk pada kelompok ini adalah Dolomit (CaMg (CO3)2).
Sumber yang utama batugamping adalah “terumbu” (reef), yang berasal dari kelompok binatang laut.
Pada batugamping klastik, sedimentasi mekanis sangat berperan, dimana bahan penyusun merupakan hasil rombakan dari sumbernya.
Dikenal beberapa jenis batugamping :

  • Kalkarenit yaitu batupasir dengan butiran gamping/kalsit
  • Kalsirudit yaitu berukuran butir lebih besar dari 2 mm dan
  • Batugamping bioklastik atau batugamping kerangka (Skeletal), merupakan batugamping klastik.

Pada sedimentasi organik dikenal “Batugamping terumbu” dimana bahan penyusun terdiri dari Koral, Foraminifera dan Ganggang yang saling mengikat satu sama lainnya.

Sedimentasi yang sifatnya kimiawi, merupakan hasil penguapan larutan gamping, dikenal sebagai “Batugamping kristalin”, terdiri dari kristal kalsit. Dapat disebut dolomit, jika terjadi penggantian kristal kalsit menjadi dolomit.


Golongan evaporitUmumnya batuan ini terdiri dari mineral, dan merupakan nama dari batuan tersebut. misalnya :
Anhidrit yaitu garam CaSO4
Gypsum yaitu garam CaSO4xH2O
Halit (Rocksalt) yaitu garam NaCl.


d. Batubara
Termasuk dari sisa tumbuhan yang telah mengalami proses tekanan dan pemanasan.
Dapat dibedakan jenisnya berdasarkan kematangannya dan variasi komposisi Carbon dan Hidrogen :

  • Gambut (peat) = 54% C - 5% H
  • Batubara muda = 67% C - 6% H
  • Batubara (Coal) = 78% C - 6% H
  • Antrasit = 91% C - 3% H

e. Kelompok yang digolongkan jenis silika
Terdiri dari batuan yang umumnya diendapkan pada lingkungan laut dalam, bersifat kimiawi dan kadang-kadang juga berasosiasi dengan organisme seperti halnya radiolaria dan diatomea. Contoh batuan ini adalah Shert (Rijang), Radiolarit, dan Tanah Diatomea



Bagan klasifikasi batuan sedimen

Determinasi batuan sedimen

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
Blogger Templates